Dan di antara tanda-tanda Kiamat adalah penaklukan kota Konstantinopel
-sebelum keluarnya Dajjal- di tangan kaum muslimin. Yang dapat difahami
dari berbagai hadits bahwa penaklukan ini terjadi setelah peperangan
mereka dengan bangsa Romawi pada sebuah peperangan yang sangat besar dan
kemenangan kaum muslimin atas mereka. Waktu itu kaum muslimin pergi
menuju Konstantinopel, lalu Allah menaklukkannya untuk kaum muslimin
tanpa ada peperangan. Senjata mereka hanyalah takbir dan tahlil (ucapan
Laa ilaaha illallaah).
Dijelaskan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
سَمِعْتُمْ بِمَدِينَةٍ جَانِبٌ مِنْهَا فِـي الْبَرِّ وَجَانِبٌ مِنْهَا
فِي الْبَحْرِ؟ قَالُوا: نَعَمْ يَا رَسُولَ اللهِ. قَالَ: لاَ تَقُومُ
السَّاعَةُ حَتَّى يَغْزُوَهَا سَبْعُونَ أَلْفًا مِنْ بَنِي إِسْحَاقَ،
فَإِذَا جَاءُوهَا نَزَلُوا، فَلَمْ يُقَاتِلُوا بِسِلاَحٍ وَلَمْ يَرْمُوا
بِسَهْمٍ، قَالُوا: لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، فَيَسْقُطُ
أَحَدُ جَانِبَيْهَا -قَالَ ثَوْرٌ( أَحَدَ رُوَاةِ الْحَدِيْثِ) لاَ
أَعْلَمُهُ إِلاَّ قَالَ:- الَّذِي فِي الْبَحْرِ، ثُمَّ يَقُولُوا
الثَّانِيَةَ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، فَيَسْقُطُ
جَانِبُهَا اْلآخَرُ، ثُمَّ يَقُولُوا: لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ
أَكْبَرُ، فَيُفَرَّجُ لَهُمْ، فَيَدْخُلُوهَا، فَيَغْنَمُوا، فَبَيْنَمَا
هُمْ يَقْتَسِمُونَ الْغَنَائِمَ، إِذْ جَاءَ هُمُ الصَّرِيخُ، فَقَالَ:
إِنَّ الدَّجَّالَ قَدْ خَرَجَ، فَيَتْرُكُونَ كُلَّ شَيْءٍ وَيَرْجِعُونَ.
“Pernahkah kalian mendengar satu kota yang satu sisinya ada di daratan
sementara satu sisi (lain) ada di lautan?” Mereka menjawab, “Kami pernah
mendengarnya, wahai Rasulullah!” Beliau berkata, “Tidak akan tiba hari
Kiamat sehingga 70.000 dari keturunan Nabi Ishaq menyerangnya (kota
tersebut), ketika mereka (bani Ishaq) mendatanginya, maka mereka turun.
Mereka tidak berperang dengan senjata, tidak pula melemparkan satu panah
pun, mereka mengucapkan, ‘Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,’ maka
salah satu sisinya jatuh (ke tangan kaum muslimin) -Tsaur (salah seorang
perawi hadits) berkata, “Aku tidak mengetahuinya kecuali beliau
berkata, ‘Yang ada di lautan.’” Kemudian mereka mengucapkan untuk kedua
kalinya, ‘Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,’ akhirnya salah satu sisi
lainnya jatuh (ke tangan kaum muslimin). Lalu mereka mengucapkan untuk
ketiga kalinya: ‘Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,’ lalu diberikan
kelapangan kepada mereka. Mereka masuk ke dalamnya dan mendapatkan harta
rampasan perang, ketika mereka sedang membagi-bagikan harta rampasan
perang, tiba-tiba saja datang orang yang berteriak meminta tolong, dia
berkata, “Sesungguhnya Dajjal telah keluar,’ lalu mereka meninggalkan
segala sesuatu dan kembali.’”
Ada sesuatu yang musykil dalam ungkapan hadits ini:
...يَغْزُوَهَا سَبْعُونَ أَلْفًا مِنْ بَنِي إِسْحَاقَ.
“… Sehingga 70.000 dari bani Ishaq menyerangnya…”
Sementara bangsa Romawi adalah keturunan Ishaq, karena mereka dari
keturunan al-Shis bin Ishaq bin Ibrahim al-Khalil Alaihissallam. Maka
bagaimana bisa penaklukan kota Konstantinopel dilakukan oleh mereka?!
Al-Qadhi ‘Iyadh berkata, “Demikianlah semua ungkapan yang ada dalam Shahiih Muslim: ‘Dari bani Ishaq.’”
Kemudian beliau berkata, “Sebagian dari mereka berkata, ‘Yang terkenal
lagi terjaga ungkapannya adalah dari bani Isma’il,” inilah makna yang
ditunjukkan oleh hadits, karena yang dimaksud sebenarnya adalah
orang-orang Arab.”
Sementara itu al-Hafizh Ibnu Katsir berpendapat sesungguhnya hadits ini
menunjukkan bahwa bangsa Romawi memeluk Islam di akhir zaman. Barangkali
penaklukan kota Konstantinopel dilakukan oleh sebagian dari mereka,
sebagaimana diungkapkan oleh hadits terdahulu, ‘Sesungguhnya 70.000
orang dari bani Ishaq memeranginya.’”
Pendapat ini diperkuat dengan kenyataan bahwa mereka dipuji di dalam
hadits al-Mustaurid al-Qurasy, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
تَقُومُ السَّاعَةُ وَالرُّومُ أَكْثَرُ النَّاسِ، فَقَالَ لَهُ عَمْرٌو:
أَبْصِرْ مَا تَقُولُ. قَالَ: أَقُولُ مَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُـولِ اللهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. قَالَ: لَئِنْ قُلْتَ ذَلِكَ إِنَّ
فِيهِمْ لَخِصَالاً أَرْبَعًا إِنَّهُمْ َلأَحْلَمُ النَّاسِ عِنْدَ
فِتْنَةٍ، وَأَسْرَعُهُمْ إِفَاقَةً بَعْدَ مُصِيبَةٍ، وَأَوْشَكُهُمْ
كَرَّةً بَعْدَ فَرَّةٍ، وَخَيْرُهُمْ لِمِسْكِينٍ وَيَتِيمٍ وَضَعِيفٍ،
وَخَامِسَةٌ حَسَنَةٌ جَمِيلَةٌ وَأَمْنَعُهُمْ مِنْ ظُلْمِ الْمُلُوكِ.
‘Kiamat akan tegak sementara bangsa Romawi adalah manusia yang paling
banyak,’” lalu ‘Amr berkata (kepada al-Mustaurid), “Jelaskanlah apa yang
kau ucapkan itu!” dia berkata, “Aku mengatakan apa yang aku dengar dari
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.” Dia berkata, “Jika demikian
yang engkau ungkapkan, maka sesungguhnya di dalam diri mereka ada empat
(keistimewaan): sesungguhnya mereka adalah manusia paling tenang ketika
datang fitnah, paling cepat sadar ketika terjadi musibah, paling cepat
menyerang setelah mundur, dan sebaik-baiknya (manusia) dalam menghadapi
orang miskin, anak yatim dan orang lemah, dan yang kelima adalah sesuatu
yang indah lagi elok, yaitu mereka orang yang paling bersemangat
mencegah kezhaliman para raja.”
Komentar saya: Di antara dalil yang menunjukkan bahwa orang-orang Romawi
di akhir zaman memeluk Islam adalah hadits Abu Hurairah terdahulu
tentang peperangan bangsa Romawi. Waktu itu bangsa Romawi berkata kepada
kaum muslimin:
خَلُّوا بَيْنَنَا وَبَيْنَ الَّذِينَ سَبَوْا مِنَّا نُقَاتِلْهُمْ.
فَيَقُولُ الْمُسْلِمُونَ: لاَ وَاللهِ لاَ نُخَلِّي بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ
إِخْوَانِنَا.
“Biarkanlah kami membunuh orang-orang yang tertawan dari kalangan kami.”
Kemudian kaum muslimin berkata, “Kami tidak akan membiarkan kalian
memerangi saudara-saudara kami.”
Bangsa Romawi meminta kepada kaum muslimin agar membiarkan mereka
memerangi orang yang telah ditawan dari kalangan mereka karena mereka
telah memeluk Islam, lalu kaum muslimin menolaknya dan menjelaskan
kepada orang-orang Romawi bahwa orang yang telah masuk Islam dari
kalangan mereka adalah saudara-saudara kami, maka kami tidak akan
menyerahkannya kepada siapa pun. Kenyataan banyaknya pasukan kaum
muslimin dari kalangan orang-orang yang sebelumnya ditawan dari kalangan
orang-orang kafir bukanlah hal yang aneh.
Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Hal ini ada pada zaman kita
sekarang ini, bahkan kebanyakan pasukan Islam di negeri-negeri Syam, dan
Mesir adalah para tawanan, kemudian mereka sekarang ini
-alhamdulillaah- adalah orang yang menawan orang-orang kafir, dan
beberapa kali menawan mereka di zaman kita ini, satu kali saja mereka
menawan ada beberapa ribu orang kafir yang ditawan, maka segala puji
hanya bagi Allah yang telah memberikan kemenangan dan kejayaan kepada
Islam.
Pendapat yang mengatakan bahwa yang menaklukkan Konstantinopel adalah
orang-orang dari keturunan Ishaq diperkuat oleh kenyataan bahwa pasukan
Romawi jumlahnya mencapai jutaan. Sebagian dari mereka tewas dan yang
lainnya masuk ke dalam Islam, dan yang masuk Islam dari kalangan mereka
bergabung dengan pasukan kaum muslimin untuk menaklukan Kon-stantinopel,
wallaahu a’lam.
Penaklukan Konstantinopel tanpa peperangan belum terjadi sampai
se-karang. Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwasanya
beliau berkata:
فَتْحُ الْقُسْطَنْطِينِيَّةِ مَعَ قِيَامِ السَّاعَةِ.
“Penaklukan Konstantinopel terjadi seiring dengan akan terjadinya hari Kiamat.”
Kemudian at-Tirmidzi berkata, “Mahmud -maksudnya adalah Ibnu Ghailan,
guru at-Tirmidzi- berkata, ‘Hadits ini gharib. Konstantinopel adalah
sebuah kota di Romawi, ditaklukkan ketika Dajjal keluar. Sedangkan
Konstantinopel telah ditaklukkan pada zaman Sahabat Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam.’'
Yang benar bahwa Konstantinopel tidak pernah ditaklukkan pada zaman
Sahabat, karena Mu’awiyah Radhiyallahu anhu mengirim anaknya, Yazid, ke
sana dengan membawa pasukan yang di antara mereka adalah Abu Ayyub
al-Anshari, dan penaklukannya belum sempurna. Kemudian daerah tersebut
dikepung oleh Maslamah bin ‘Abdil Malik, akan tetapi belum juga bisa
ditaklukan, akan tetapi beliau melakukan perdamaian dengan penduduknya
untuk mendirikan masjid di sana.”
Penaklukan yang dilakukan bangsa Turk terhadap Konstantinopel pun
terjadi dengan peperangan. Kemudian negeri tersebut saat ini berada di
tangan orang-orang kafir dan akan ditaklukkan kembali dengan penaklukan
yang terakhir, sebagaimana dikabarkan oleh orang yang dibenarkan
ucapannya Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Ahmad Syakir rahimahullah berkata, “Penaklukan Konstantinopel yang
merupakan sebagai kabar gembira dalam hadits ini akan terjadi di
kemudian hari, cepat ataupun lambat, hanya Allahlah yang mengetahuinya.
Ia adalah penaklukan yang benar (adanya) ketika kaum muslimin kembali
kepada agamanya, padahal sebelumnya mereka menolaknya. Adapun penaklukan
yang dilakukan bangsa Turk yang terjadi sebelum zaman kita ini, maka
hal itu hanya sebagai pembuka bagi penaklukan yang terakhir (paling
besar). Kemudian kota ini keluar dari kekuasaan kaum muslimin ketika
pemerintahan di sana telah mengumumkan bahwa pemerintahannya bukanlah
pemerintahan Islam dan bukan pemerintahan agama. Mereka telah melakukan
perjanjian dengan orang-orang kafir, musuh-musuh Islam, dan
memberlakukan undang-undang kafir terhadap penduduknya. Penaklukan yang
dilakukan oleh kaum muslimin akan kembali dilakukan insya Allah,
sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam."
Dajjal telah dilepas pada masa Rasulullah SAW, tetapi kita tidak dapat
melihat wujudnya saat ini karena Dajjal tidak berada di dalam dimensi
dunia, ruang dan waktu kita. Dan pada saat dia (Dajjal)berada dalam
dimensi dunia, ruang dan waktu kita, barulah kita dapat melihat wujudnya
yang terlahir sebagai seorang Yahudi (JEW). Dajjal terlihat sebagai
seorang anak muda yang berperawakan kekar,dengan rambut ikal yang
terjuntai di sisi telinganya, kemudian dia akan menyatakan bahwa dialah
sang al-Masih. Inilah yang dinamakan “khuruj”(penampakan/wujud).
Demikian pula yang terjadi dengan golongan pengikut Dajjal yaitu kaum
Ya’juj dan Ma’juj. Ya’juj dan Ma’juj lah yang menciptakan fasaddi dunia
yaitu pengrusakan masal di dunia ini di setiap sisi kehidupan manusia.
Ya’juj dan Ma’juj lah pengikut setia Dajjal yang menciptakan tatanan
dunia baru agar supaya manusia menerima kepemimpin Dajjal nantinya
sebagai Al-Masih. Ya’juj dan Ma’juj telah mulai dilepas pada masa
Rasulullah SAW,tetapi penampakan/perwujudannya baru nanti akan terlihat
setelah Nabi Isa a.s membunuh Dajjal.
Kemudian pada hadist ketiga, meskipun segelintir orang menyatakan bahwa
hadist ini dhaif, yaitu dalam HR. Sunan Abu Dawud, “Rasulullah SAW
mengatakan bahwa ketiga peristiwa besar yaitu perang besar (Malhama),
penaklukan Konstantinopel, dan penampakan Dajjal akan berlangsung selama
7 bulan”. Sementara penaklukan oleh Sultan Muhammad Al-Fateh terjadi
sekitar 500 tahun yang lalu,sedangkan hadist ini menyatakan hanya 7
bulan. Jika penaklukan Konstantinopel pada tahun1453 yang lalu telah
sesuai dengan yang dinubuatkan Rasulullah SAW, maka seharusnya 7 bulan
setelah penaklukan tersebut Dajjal sudah berwujud manusia pada saat itu.
Kemudian pada hadist keempat, sebuah hadist yang panjang dan tertera di
dalam Shahih Muslim, dikutip dari Abu Hurairah; Rasulullah SAW
bersabda,”Tidaklah akan tiba waktunya sampai Ruum telah datang di dua
tempat yaitu Al-A’maq dan Dabiq, kedatangan mereka akan disambut oleh
tentara yang datang dari Madinah, yang terdiri dari orang-orang terbaik
yang ada di dunia pada masa itu. Ketika kedua pasukan ini saling
berhadapan, kaum Ruum akan berkata, “janganlah kalian halangi kami untuk
bertempur dengan mereka yang telah menangkap wanita-wanita kami dalam
perang…. (ini berarti di dalam tentara Ruum terdapat tentara wanita
juga). “Kami akan memerangi mereka , dan kaum muslimin berkata; “tidak,
kami tidak akan menyerahkan saudara-saudara kami”. Kemudian pecahlah
perang diantara mereka, di mana sepertiga dari tentara muslim akan
melarikan diri, dan AllahSWT tidak akan pernah menerima taubat mereka
yang melarikan diri, sepertiga dari tentara muslim ini akan terbunuh
dalam peperangan dan mereka inilah yang menjadi syuhada-syuhada terbaik
di sisi Allah SWT.
Dan sepertiga sisanya inilah yang akan memenangkan peperangan, mereka
akan menaklukan kaum Ruum dan mereka-mereka inilah yang akan hidup tanpa
akan pernah terkena fitnah apapun”. Lalu mereka-mereka inilah yang
akan menaklukan Konstantinopel” (inilah malhama yang akan terjadi
sebelum penaklukan Konstantinopel). Dan ketika mereka sedang membagikan
hasil pampasan perang, pedang-pedang mereka tersandar di pohon-pohon
kurma, syaitanpun berkata;“Al-Masih telah mengambil rumah-rumah kalian
dan menawan kelurga kalian sementara kalian masih berada di sini” (tentu
saja yang dimaksud syaitan “Al-Masih”di sini adalah Al-Masihud Dajjal).
Meskipun seruan ini palsu, mereka tetap bergegas pulang, sesampainya
mereka di Suriah,Dajjal pun muncul. Ketika mereka bersiap untuk
berperang, terdengar suara azan dan mereka pun bersiap untuk sholat dan
disaat itulah Nabi Isa a.s turun dan bergabung dengan mereka dalam
barisan sholat. Ketika melihat Nabi Isa a.s, Dajjal langsung meleleh bak
melelehnya garam di air. Meskipun dalam keadaan meleleh, Dajjal
melarikan diri tapi ketetapan Allah SWT adalah Dajjal mati ditangan Nabi
Isa a.s melalui tombaknya yang tampak berdarah.”
Hadist keempat dari Shahih Muslim memberikan
penjelasan tambahan dengan menyatakan bahwa sebelum kaum muslim dapat
menaklukan Konstantinopel, tentara muslim yang dating dari Selatan
(Madinah) harus berhadapan terlebih dahulu dengan bangsa Ruum, dan di
dalam tentara Ruum ini juga terdapat tentara wanita.
Siapakah kaum Ruum yang dimaksud ? Ketika kita membuka Al Qur’an dalam
Surat Ar-Ruum maka kita mendapatkan jawaban bahwa kaum Ruum yang
dimaksud di sini adalah Kaum Ruum Kristiani Timur Orthodoks yang berada
di Byzantium, dan kekaisaran Byzantium ini dahulu beribukota di
Kosntantinopel. Setelah mereka ditaklukan oleh Kekaisaran Ottoman
(Ustmaniyyah), ibu kota mereka pindah ke Moskow, Rusia. Ketika Al
Qur’an mengidentifikasi bahwa kaum Ruum itu adalah Kekaisaran Kristen
Timur Orthodoks Byzantium, dan jika kita melihat hadist tentang ini
(kaum Ruum) dan kembali ke sejarah, maka kita akan mengetahui bahwa
kaum Ruum yang pertama adalah kaum Ruum Pagan yang menyembah dewa-dewi.
Kerajaan Ruum pagan ini berasal dari Italia dengan ibu kotanya Roma.
Inilah awal kaum Ruum. Dan disaat pemerintahan Kaisar Constantin, yang
kemudian memeluk agama Kristiani, ibu kota Ruum dipindahkan ke sebuah
kota didekat Sungai Bosphorus yang dikenal dengan nama Kota
Konstantinopel. Inilah kemudian yang dikenal dengan sebutanKaum Ruum.
Ketika Al Qur’an diturunkan,kaum Ruum berada di Konstantinopel (Romawi
Timur/Byzantium/Kristen Timur Orthodoks) dan sebelum Al Qur’an di
turunkan “Ruum” berada di Italia, Romawi Barat Paganisme (sekarang
Kristen Katolik dan Kristen Protestan berpusat diRoma). Setelah
penaklukan Konstantinopel tahun 1453 oleh Kekaisaran Ottoman, kaum Ruum
pindah ke Moskow, Rusia. Jadi dengan demikian ada dua kaum Ruum yaitu
yang satu berada di Timur beragama Kristen dan yang satu lagi berada di
Barat beragama Pagan (menyembah berhala). Kaum Ruum Pagan yang berada
di Barat inipun akhirnya memeluk Kristen yang sekarang kita kenal
Kristen Katolik Roma dan Kristen Protestan. Jadi mana diantara kedua
Ruum ini yang dimaksud dalam hadist tersebut ? Kaum Ruum yang
dijelaskan dalam hadist tersebut adalah mereka yang berada diantara
tentara muslim yang datang dari Madinah dan Konstantinopel, dan hanya
setelah mengalahkan kaum Ruum inilah kita dapat menaklukan
Konstantinopel dan terdapat tentara wanita di dalam tentara Ruum ini.
Moskow (Rusia) tidak berada dalam posisi diantara Madinah dan
Konstantinopel, tentara Rusia tidak akan berada ditengah antara Madinah
dan Konstantinopel untuk melindungi Konstantinopel karena Moskow
(Rusia), dari zaman kuno dulu sampai sekarang tidak akan pernah
bersekutu/bersatu dengan Konstantinopel (Turki). Oleh karena itu Rusia,
sampai akhir zaman pun tidak akan pernah melindungi Konstantinopel.
Lalu siapa yang bersekutu dengan Konstantinopel dan berada di sana untuk
melindungi Konstantinopel ? Yaitu Kaum Ruum Kristen Barat, Kaum Ruum
Zionis Anglo Amerika yang bergabung dalam persekutuan militer mereka
yangdisebut dengan NATO dan Konstantinopel (Turki) adalah bagian dari
NATO.
Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW telah memberitahu tentang hal ini.
Rasulullah SAW bersabda, “Kalian akanmengadakan perdamaian dengan bangsa
Ruum dalam keadaan aman. Lalu kalian akan berperang bersama mereka
melawan suatu musuh dari belakang mereka (Mujahidin-mujahidin palsu yang
mereka danai dan persenjatai). Maka kalian akan selamat dan mendapatkan
harta rampasan perang. Kemudian kalian akan ke sebuah padang rumput
yang luas dan berbukit-bukit. Maka berdirilah seorang laki-laki dari
kaum Ruum lalu ia mengangkat tanda salib dan berkata,”Salib telah
menang,”. Maka marahlah seorang laki-laki dari kaum Muslimin
kepadanya,lalu ia mendorongnya dan jatuh (meninggal). Pada waktu itu
orang-orang Ruum berkhianat, dan mereka berkumpul untuk memerangi kamu
di bawah 80 bendera, dimana tiap-tiap bendera terdapat 12 ribu tentara
(HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Inilah tipu muslihat mereka (Kaum Zionis Eropa Barat/Zionis Anglo
Amerika), mereka seolah menawarkan perdamaian, namun dari belakang
mereka, mereka mengirimkan mujahidin-mujahidin palsu yang mereka danai
dan persenjatai yang berperang untuk kepentingan Zionis.
Siapakah Bani Ishchaq??
Salah satu isyarat dari Rasulullah saw tentang akhir zaman adalah
penaklukkan Konstantinopel untuk yang terakhir kalinya. Setelah itu,
negeri Turki akan kembali kepada kekuasaan umat Islam hingga terbitnya
matahari dari barat.
Bila penaklukkan Konstantinopel pada masa sultan Muhammad Al-Fatih di
era khilafah Utsmaniyah terjadi lewat peperangan yang dahsyat, dengan
mengerahkan pasukan besar yang didukung oleh peralatan perang yang
paling modern di zamannya; tidak demikian halnya dengan penaklukkan
Konstantinopel di akhir zaman yang kelak terjadi di era imam Al-Mahdi.
Penaklukan Konstantinopel pasca al-malhamah al-kubra merupakan kejadian
yang di luar kebiasaan manusia. Penaklukan yang unik ini dilakukan oleh
70.000 Bani Ishaq, tanpa menggunakan pedang dan tombak, apalagi
senjata-senjata berat. Mereka hanya menggunakan takbir dan tahlil, maka
terbukalah benteng Konstantinopel. Di saat tentara Al-Mahdi tengah
mengumpulkan ghanimah, tiba tiba terbetik kabar bahwa Dajjal telah
muncul.
Rasulullah Saw bersabda, “Apakah kalian pernah mendengar suatu kota yang
terletak sebagiannya di darat dan sebagiannya di laut? Mereka (para
sahabat) menjawab: Pernah wahai Rasulullah. BeliauSaw bersabda: Tidak
terjadi hari kiamat, sehingga ia diserang oleh 70.000 orang dari Bani
Ishaq. Ketika mereka telah sampai di sana, maka mereka pun memasukinya.
Mereka tidaklah berperang dengan senjata dan tidak melepaskan satu panah
pun. Mereka hanya berkata Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, maka
jatuhlah salah satu bagian dari kota itu. Berkata Tsaur (perawi hadits):
Saya tidak tahu kecuali hal ini ; hanya dikatakan oleh pasukan yang
berada di laut. Kemudian mereka berkata yang kedua kalinya Laa Ilaha
Illallah Wallahu Akbar, maka jatuh pula sebagian yang lain (darat).
Kemudian mereka berkata lagi Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, maka
terbukalah semua bagian kotaitu. Lalu mereka pun memasukinya. Ketika
mereka sedang membagi-bagikan harta rampasan perang, tiba-tiba datanglah
seseorang (setan) seraya berteriak : Sesungguhnya dajjal telah keluar.
Kemudian mereka meninggalkan segala sesuatu dan kembali.” HR. Muslim,
Kitabul Fitan wa Asyratus Sa’ah
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah Saw pernah ditanya, “Kota
manakah yang lebih dahulu ditaklukkan, Konstantin atau Roma? Maka
beliau Saw menjawab,”Kota Heraklius akan ditaklukkan pertama kali.
Siapakah yang dimaksud dengan Bani Ishaq pada riwayat di atas ? Para
penulis tentang fitnah akhir zaman berbeda pendapat tentang siapakah
yang dimaksud dengan Bani Ishaq. Ada yang menyebutkan bahwa mereka
adalah Bangsa Romawi yang masuk Islam di akhir zaman, namun sebagian
mengatakan bahwa bani Ishaq adalah keturunan Al Aish bin Ishaq bin
Ibrahim as. Pendapat ini dipilih oleh Al Hafidz Ibnu Katsir.
Mengenal Lebih Detil Tentang Bani Ishaq
Untuk mengetahui siapakah sebenarnya Bani Ishaq, perlu menelaaah kembali
buku-buku sejarah masa silam, terutama tentang perjalanan Nabi Ibrahim.
Sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Katsir, bahwa Bani Ishaq adalah
keturunan Al-Aish bin Ishaq bin Ibrahim as. Maka sangat keliru orang
yang menyebutkan bahwa bani Ishaq adalah bangsa Rum atau keturunan
Yahudi yang masuk Islam. Untuk bangsa Rum Rasulullah Saw menyebut mereka
sebagai bani Ashfar, sebagian mereka ada yang masuk Islam di zaman
Al-Mahdi, sehingga membuat kawan-kawan yang setanah air dengan mereka
menjadi marah dan menginginkan agar kaum muslimin menyerahkan mereka
kembali. Namun kaum muslimin tidak menyerahkan sebagian Bani Asfar yang
masuk Islam itu kepada bangsa Rum. Bani Ishaq juga bukan keturunan
Israel. Sebab Bani Israel kemunculannya adalah setelah nabi Ishaq.
Bani Ishaq yang disebutkan Rasulullah Saw sebagai pembebas Konstantin
adalah keturunan Ish bin Ishaq bin Ibrahim. Sedangkan Bani Israel adalah
keturunan Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Mereka adalah sisa-sisa pasukan
Islam dari Madinah yang menang dalam pertempuran terdahsyat melawan
Bangsa Rum dalam Malhamah Kubra. Mereka inilah yang dikatakan oleh
Rasulullah Saw sebagai pasukan “tidak akan terkena fitnah selamanya atau
tidak akan tersesat selamanya”. Maka, sangat keliru jika Bani Ishaq
adalah mereka bangsa Eropa yang masuk Islam lalu bergabung dengan
pasukan Al-Mahdi.
Kemungkinan yang paling logis adalah keturunan Ish ini kemudian menyebar
di wilayah Khurasan (Afghanistan, Pakistan, Kashmir, Iraq dan Iran).
Mereka adalah kaum muslimin yang ketika berita Al-Mahdi telah datang
segera menyambutnya dan memberikan pertolongan kepadanya. Mereka adalah
pasukan berbendera hitam (ashhabu rayati Suud) yang membai’at Al-Mahdi
dan menjadi pengikutnya. Sebelum terjadinya penaklukan Konstantin,
mereka adalah umat Islam yang selalu menyertai Al-Mahdi dalam semua
penaklukannya, termasuk dalam penaklukan Jazirah Arab.
Pengikut Al-Mahdi bukan hanya dari ashhabu rayati suud, banyak umat
Islam lain yang turut bergabung pada awal kemunculannya. Namun seiring
perjalanan waktu, sebagian mereka ada yang tidak sanggup bertahan
menjalani kehidupan bersama Al-Mahdi, karena beratnya beban jihad yang
harus dipikul. Puncak pengkristalan pasukan Al-Mahdi adalah dalam
peristiwa perang Malhamah Kubra di A’maq dan Dabiq, dimana 1/3 pasukan
Al-Mahdi murtad dan mundur dari peperangan, 1/3 pasukan mendapatkan
syahadah, dan sisanya adalah 1/3 pasukan. Sisa pasukan itulah yang terus
bertahan bersama Al-Mahdi dalam pertempuran berikutnya. Jumlah 1/3
pasukan itulah yang disebutkan oleh Rasulullah Saw sebagai manusia
terbaik yang hidup di dunia. Mereka datang dari kota Madinah. Namun,
mereka bukan penduduk Madinah asli, mereka adalah umat Islam yang datang
dari arah Timur (Khurasan). Dalam penaklukan Jazirah Arab, mereka
terus-menerus mendapatkan kemenangan, hingga akhirnya selama beberapa
waktu mereka tinggal di Madinah.
Jadi Bani Ishaq adalah penduduk Madinah / penduduk Hijaz yang setia
menemani Al-Mahdi sejak mereka memba’iatnya. Mereka adalah pemilik
bendera hitam yang datang dari Khurasan untuk mengukuhkan kekuasaan
Al-Mahdi dan membebaskan Jazirah Arab lalu menetap di dalamnya selama
beberapa masa. Mereka inilah yang kelak menaklukkan negri Konstantinopel
dengan 70.000 pasukan.
Ada beberapa nash yang mengisyaratkan hal itu, dimana penduduk Khurasan
(Persia) kelak akan menggantikan orang-orang Madinah asli. Mereka akan
menggapai apa yang dijanjikan oleh Rasulullah Saw kepada mereka.
Bukankah beliau pernah bersabda: ‘Seandainya ilmu (agama) itu berada di
bintang Tsuraya, niscaya akan menggapainya orang-orang dari keturunan
Persia.”
Prediksi bahwa penduduk Arab akan digantikan oleh bangsa lain telah
disebutkan oleh Rasulullah Saw dalam beberapa riwayat, di antaranya
sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Tirmidzi dalam Al Miskat:
Ketika turun ayat 38 surah Muhammad, “Jika kamu berpaling (dari agama),
niscaya Dia (Allah) akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan
mereka tidak akan seperti kamu”, maka sebagian sahabat bertanya, “Ya
Rasulullah, jika kita berpaling, siapakah yang akan menggantikan tempat
(kedudukan) kita?” Nabi meletakkan tangannya yang penuh berkah ke atas
bahu Salman al-Farisi dan bersabda, “Dia dan kaumnya (yang akan
menggantikan kamu). Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya,
jika agama ini bertaburan di ‘Tsurayya’, maka sebagian dari orang Persia
akan mencarinya dan memegangnya.”
Dalam riwayat di atas, para sahabat khawatir setelah turunnya surah
Muhammad ayat 38. Mereka khawatir bila diganti oleh kaum lain. Sehingga,
para sahabat bertanya pada Rasululllah “Bila kami diganti kaum lain,
siapakah mereka, ya Rasulullah?” Maka, Rasulullah menjawab, “Sebagian
kaum Persia.” Nash di atas menunjukkan bahwa yang akan menggantikan
bangsa Arab adalah sebagian penduduk Persia, bukan seluruh Persia. Bisa
jadi Persia Iran, atau Persia Afghan atau Persia Pakistan atau Persia
Kashmir. Wallahu ‘alam
Merekalah yang akan menggantikan kedudukan orang Arab di Jazirah, sampai
akhirnya mereka menjadi penduduk terbaik di bumi yang berasal dari
Madinah. Melalui tangan mereka Rum dikalahkan dan Konstantin
ditaklukkan.
Bilakah peristiwa itu Terjadi ?
Besar kemungkinan peristiwa tersebut terjadi pada zaman Al-Mahdi, dimana
kemunculan Al-Mahdi adalah saat manusia berselisih dan bertikai,
kondisi umat Islam secara umum dalam puncak kehinaan dan terus
didzalimi. Sementara penduduk Arab justru terbuai dengan dunia karena
kemewahan hidup dan melimpahnya kekayaan mereka. Agama sudah banyak
ditinggalkan dan perwalian mereka sudah digadaikan kepada bangsa barat.
Akibatnya, Allah mengganti mereka dengan kaum lain yang tidak seperti
mereka. Berdasarkan hadits tersebut, maka orang-orang keturunan Arab di
Jazirah akan digantikan kedudukannya oleh sebagian orang Persia
(kemungkinan adalah sebagian penduduk Khurasan dari wilayah
Afghanistan,Pakistan, Kashmir dan Iraq). Hal ini akan terjadi pada
zamannya Al-Mahdi. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Ashabu Rayati
Suud, Rasulullah Saw bersabda, “Akan berperang tiga orang di sisi
perbendaharaanmu. Mereka semua adalah putra khalifah. Tetapi, tak
seorangpun di antara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian
muncullah bendera-bendera hitam dari arah Timur, lantas mereka memerangi
kamu (orang Arab) dengan suatu peperangan yang belum pernah dialami
oleh kaum sebelummu. Maka jika kamu melihatnya, berbaiatlah walaupun
dengan merangkak di atas salju, karena dia adalah khalifah Allah
Al-Mahdi.” (HR. HR. Ibnu Majah: Kitabul Fitan Bab Khurujil Mahdi no.
4074)
Jadi, bani Ishaq adalah orang Persia (Khurasan). Imam Nawawi dalam
syarahnya tentang 70 ribu bani Ishaq berpendapat bahwa, “Penduduk
(Farisi) Persiaadalah orang-orang yang dimaksud dengan keturunan Ishaq”.
Al-Mas’udi dalam kitabnya yang berjudul Muruj adz-Dzahab berpendapat,
“Orang-orang yang mengerti tentang jalur-jalur nasab orang Arab dan para
hukama menetapkan bahwa asal-usul orang Persia adalah dan keturunan
Ishaq putra Nabi Ibrahim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar